PELARIAN
Cinta yang
membuatku menderita memaksaku untuk membuat sebuah pelarian, meskipun ku tau
pelarian itu hanya akan membuatku makin menderita.
Semua
berawal dari perasaan kagum yang terus berkembang menjadi suka, sayang, dan
CINTA. Yah.. cinta yang membuat menderita, di awal masa SMA aku mengagumi
seorang cowok yang menurutku cukup keren dan lucu. Waktu itu perasaan itu hanya
sebatas kagum, hmm sebatas kagum.. kagum itu seolah kuhentikan saat aku tau
bahwa sahabat baruku juga menyukai dia. Dia adalah ara , sahabat baruku yang
selalu bersamaku saat ospek disekolah ini. Dia adalah gadis yang manis dan
cantik, melihat fisiknya aku yakin andre akan menyukainya. Aku mundur satu
langkah untuk sahabat ku ini.
Aku, sinta,
dan lina memberi semangat untuk ara agar semangat meski andre sering digosipkan
pacaran dengan cewek lain di SMA ini. Aku merasa aneh, kenapa aku mesti memberi
orang semangat padahal aku sendiri tidak semangat sama sekali?, tak apalah
lagian ini semua demi sahabat. Perasaan ara masih ada sampai akhirnya kami
pulang kampung, ara yang sebenarnya sudah punya pacar dikampung, sudah pasti
akan bertemu dengan pacarnya yaitu rian. Mungkin karna perasaan cintanya yang
kuat pada rian, dia mulai melupakan andre sebaliknya dia dari kampung.
Kini, ara
tidak menyukai andre lagi, perasaan kagum yang masih kusimpan mulai kukeluarkan
kembali, tetapi lina yang juga sahabat dekatku juga mulai mendekati andre, kali
ini aku mulai sebel karna lina yang memang tak jauh cantik dari ara ini sering
menggoda cowok yang ada disekolah, disaat ngumpul-ngumpul atau makan bareng,
aku sering menggoda lina dengan kata-kata
“lo suka ya sama andre”,
tapi dia malah
menyangkal dengan santai,
“buat apa gue suka sama dia, males banget deh, gue kan udah
punya pacar”, meskipun dia bilang begitu aku tetap sebel karna dia tetep aja
ganggu si andre, hingga ke’BT’anku ini dirasain sama ara dan sinta.
Dia pun bertanya
“Dina, lo kenapa sih akhir-akhir ini BT terus?”,
“gapapa kok”,
“udah deh kalo lo ada masalah ceritain aja lagi, apa
gunanya temen kalo punya masalah juga disimpan sendiri”.
“gini, gue suka sama
andre, jauuuh sebelum ara suka sama dia, nah sekarang gue BT banget liat
tingkah si lina yang godain andre terus…”.
”serius lo? Sejak kapan lo suka sama dia? Kok lo gak
bilang-bilang sih? Wah kalo kayak gini gue suka lagi aja deh sama si andre
hehehe” kata ara sambil meledek.
“iiih apaan sih lo, jangan gitu dong, hhmm.. tapi gue sadar
dia ga bakal suka sama gue, lo pada cantik, lah gue, jelek, mana mau dia deke
tama gue”.
“lo jangan ngomong kayak gitu dong, dia pasti mau ama lo
kok, percaya deh ama gue,”
“oke deh”.
Lonceng pun berbunyi tanda jam pelajaran sudah habis, ini
saatnya untuk kami pulang, kami berempat tinggal ditempat kost yang berdekatan,
jadi biasanya kami selalu pulang berempat, tapi karna si lina yang keganjenan
sok baik nolongin andre yaudah, kita tinggalin aja tuh si lina. Besoknya dia
marah-marah karna ditinggalin,
“eh lo pada kok ninggalin gue sih kemaren, gue kan jadi
pulang sendiri”
“habis elo sih keganjenan sok baik, pake acara nolongin dia
lagi, yaudah kita tinggalin aja.”
Beberapa hari berlalu lina kini tak menggoda andre lagi,
sepertinya dia curiga kalau aku menyukai andre, biarlah, bodo amat, yangpenting dia ga gangguin andre lagi. Tapi tak lama berselang
berhembus gosip kalau andre menyukai anak lokal lain yang bernama keke, aku
tetep positive thinking dan temen-temen ku pun tetap memberi semangat. Bahkan
aku dan lina pun sempat bertanya pada andre, tapi dia tak mau mengakuinya, ya
sudah kalau begitu berarti dia memang tak menyukai keke, tapi temen-temen andre
masih saja menyebar gosip kalo andre suka sama keke, saat istirahat siang aku
bertanya pada tika yang sudah tau aku suka pada andre sekaligus sekelas dengan
keke, lalu dia menunjukkan cewek yang bernama keke, astaga! Orangnya biasaaaa
bangeeet, aku bahkan ga percaya kalo itu keke, soalnya untuk andre cowok yang
banyak banget ditaksir cewek cantik pacaran sama cewek yang biasa banget, itu
aneh banget, kalo ceweknya cantik aku mungkin bakal terima, tapi kalo ceweknya
biasa aja, aku ga bisa terima, dan sejak itu aku mulai menumbuhkan rasa benci
pada keke.
Disaat kembali ke sekolah aku kembali berbincang dengan
lina tentang keke, aku ga habis fikir aja, kok bisa andre suka sama keke. Lina
yang penasaran memintaku untuk menunjukkan siapa itu keke, setelah kutunjukkan,
linapun kaget..
“buset!!! Cewek kayak gitu ditaksirin?”
“huuss, lo gimana sih??? Ntar kedengeran bego!”
Disaat jam pelajaran kami ngobrol dengan andre kok bisa sih
andre suka sama keke, sampai-sampai lina ngomong..
“lo gimana
sih, kok cewek yang biasa aja kayak gitu ditaksirin, padahal di local ini udah
banyak kok yang suka sama lo, udah 3 orang malah,”
Lalu lina menyebutkan nama cewek tersebut satu persatu, gue
pun menyambung
“masih ada
satu orang lagi kok”
“siapa?”
“gue ga bisa
kasih tau”
Lina tampaknya penasaran, pas pulangpun dia bertanya..
“siapa sih
cewek yang lo bilang naksir sama andre”
“gue ga bisa
bilang”
“itu elo
kan?”
Aku terdiam, lalu lina berkata lagi
“gue tau kok
itu elo, dari ekspresi wajah lo tu keliatan banget, tadi lo seolah-olah
ngomongin orang yang suka sama andre padahal cewek itu lo sendiri kan?”
“ya gue
ngaku, gue emang suka sama dia, sorry gue ga bilang-bilang sama lo..”
“hhmm..
gapapa kok, sebenernya gue udah lama curiga kalo lo tu suka sama andre”
“sekali lagi
maaf ya, gue masuk dulu”
“oke, sampe
ketemu besok”
Hari
berjalan lancar sampe istirahat siang, disaat mau pulang kekost samalina, ara,
dan sinta, aku melihat andre bersama temannya dan juga teman keke, aku mulai
curiga kalau ada keke isitu dan ternyata benar lina memberitahuku kalau ada
lina dibawah pohon aku berusaha melihat tapi tidak keliatan karna lina telah
menarikku.
Di kost aku
galau setengah mati, aku tak tau harus bagaimana, ya allah aku tak
henti-hentinya merengek waktu itu, aku khawatir kalau andre akan menembak keke, dan mereka jadian, dan aku ga
bakal bisa ngebayangin keadaanku kalau smpai itu terjadi. Karna aku tak
henti-hentinya merengek kak aulia yang alim bener memberi saran
“kakak
bukannya setuju pacar-pacaran, tapi daripada kamu galau begini terus, lebih
baik kamu ungkapin perasaan kamu ke dia”
“aku gak
bisa kak”
“kalo kamu
ga bisa gini aja, kamu ceritain cerita
kamu kedia seolah-olah itu cerita orang lain, ntar kalo dia nanya siapa dia,
baru kamu bilang itu kamu”
Aku mengangguk pasti, dengan semangat 45 aku pergi sekolah,
bertemu dengan teman-teman an juga lina, pas waktu itu ada ulangan agama, karna
lokal alex teman andre jadi lina langsung mengajakku ketempat alex dan andre
untuk menanyakan soal ulangan. Saat lina menanyakan soal, andre dengan bahagia
bicara padaku..
“yes.. berhasil”
“berhasil apaan? Nembak keke?” kata ku bercanda, tapi
kata-kata yang tak pernah ingin kudengar keluar dari mulutnya..
“ya, aku tadi diterima ama si keke”
Aku terdiam dadaku sesak, aku berusaha mengeluarkan suara
untuk mengajak lina pergi sia-sia, suara ku seolah-olah lenyap karna kesedihan,
dengan sekuat tenaga kutahan sakitnya agar andre dan alex tidak tau kalau aku
sedih, tapi tanpa kusadari setetes air mata keluar dari mata kananku dan
langsung kuhapus, andre yang dengan bangganya masih memamerkan proses jadiannya
hanya kubalas dengan senyuman kecut, yang sangat terpaksa ku keluarkan. Selesai
lina, tanpa pamit aku pergi meninggalkan andre dan alex, linapun mengikutiku
dari belakang,
Air mataku tak terbendung, dipintu masuk mushola tempat
kami belajar ku keluarkan rasa sedih dan sakit yang kurasa, ku menangis tanpa
peduli berapa banyak orang didekatku, ara dan sinta memelukku dan bertanya apa
yang terjadi, aku masih diam, mereka bertanya pada lina, tapi dia menjawab dia
tidak tau, sekali lagi mereka berdua bertanya padaku dengan terisak kujawab
kalu andre telah jadian dengan keke, tak jauh dari ku teman-teman yang tidak
tau aku menangis mengolok-olok andre dengan meminta PJ (pajak jadian) mereka
tidak tau betapa sakitnya aku mendengar kata-kata itu.
Disaat aku menangis dan disaat ara dan sinta menenangkan
aku yang tak mau tenang, datang kak iin kakak sekost ku yang langsung panik melihatku
menangis, langsung menghampiriku, dia bertanya-tanya ada apa? Kenapa kamu
nangis? Dengan terisak kujawab kalau dia sudah jadian, kaki iin langsung
mengerti dan memelukku, sabar jangan nangis lagi, dia selalu mengulang
kata-kata itu dan pamit karna gurunya mungkin sudah datang.
Kesedihanku yang tak bisa kusembunyikan harus kuhentikan
sampai disini dulu, karna guru yang mengajar kami sudah datang. Di saat jam
pelajaran sinta dan ara tak hentinya untuk membuatku sabar, aku tak mengerti
kenapa aku harus mengalami semua ini? Apa salahku sehingga aku tak bisa
mendapatkan orang yang kusukai?. Pertanyaan itu terus berputar dalam benakku.
Jam pelajaran pun usai, kepalaku masih sakit karna
menangis, aku mulai menyemangati diri kau harus kuat, aku harus kuat, aku pasti
bisa dapetin andre, liat aja lo ke, gue bakal rebut andre dari lo… hal itu
membuatku tambah semangat dan aku tak lagi menangis di kost. Tapi jam 6 disaat
tika pulang dan masuk ke kamar ku, kaki iin, dan kak aulia, aku kembali
teringat dengan keke, dan peristiwa sadis yang menimpaku tadi siang,, aku
kembali menangis, tika pun berkata..
“menangislah sepuas-puasnya dina”
Aku menangis
sepuas-puasnya sampai-sampai kepalaku sakit lagi,aku mencoba memulai hari
seperti biasa seperti tak ada yang terjadi. Meski rasanya sakit, tapi mau
bagaimana lagi, itulah cinta, karna menurutku cinta adalah patah hati yang
tertunda. Lina memberi semangat dengan
membangkitkan jiwa setanku untuk membalas dendam, yak, aku dan lina akan
selalu membuat keke cemburu, kata lina sih berhasil tapi kok, aku liat malah
sebaliknya.
Mau gimana
lagi, jalani aja dulu jangan pahami! Tapi setelah ku amat-amati kok gaya
pacaran mereka aneh ya, ga pernah senyum, sapaan, apalagi barengan, dasar aneh!
Kalo kayak gitu mending putus aja sekalian, kan aku punya kesempatan untuk
dapetin andre, cieilah…! Gaya doang yang banyak, tapi mental tempe! Yah, aku
makin lama makin benci aja liat keke, sok jual mahal banget, udah untung ada orang yang mau ama elu.. eh
ni orang malah sok jual mahal, dasar oncom!
Tapi
kayaknya penderitaan ku makin bertambah deh, soalnya gaya andre ke aku tug a
ngenakkin banget, sok sok ilfeel dan ngejauh gitu dari aku, aku gak tau apa
salah aku ama dia tapi perasaan aku baik-baik aja deh, tapi kok dia kayak gitu
ya?. Aku coba untuk normal, tapi tetep aja kayak gitu, wong aku emang udah
normal tapi dianya aja yang aneh, tapi jujur aku menderita dengan semua ini,
aku gak mau suudzon tapi kayaknya dia sengaja kayak gitu, tapi aku gak tau apa
sebabnya.
Karna
sikapnya yang kayak gitu dan selalu buat aku menderita, aku coba untuk benci
ama dia, moga aja perasaan ini bakal hilang, tapi ternyata enggak, tetep aja
ada [adahal udah 5 bulan loh, bikin BT aja nih perasaan. Sejak itu aku
diam-diam aja, dan perasaanku makin pudar, tapi ternyata pas upacara bendera
tika ngasih kabar kalo andre dam keke udah putus, wah aku bahagia bukan main,
dan rasa cinta itu timbul lagi.
Tapi
bukannya bahagia, malahan malapetaka yang datang kepadaku,sepertinya dia putus
bukan karna ingin focus ujian, tapi dia itu suka sama ica, temen yang juga tau
kalo aku suka sama andre, aku heran sama ica dia itu orangnya polos, lugu,
baik, tapi kok dia masih aja ladenin andre padahal dia sendiri tau kalo aku
suka sama andre. Aku heran, bener bener heran, dan aku juga mulai benci sama
ica, karna dia seolah-olah beri harapan sama andre untuk deketin dia. Dasar
cewek gatel!
Lina aja
udah marah-marah karna liat tingkat andre dan uci, sok mesra-mesraan gitu,
bikin aku ama lina ilfeel aja. Karna kebawa emosi aku jadi sering ngeledek dia
ama ngasih tatapan sinis kedia, aku ledek temen meken temen lah, gatel lah, sok
baik lah, dan kayaknya dia udah ngerasa deh, tapi akhir-akhir ini dia deketin
lina karna selokal ujian, gak jarang dia ikutin ara ama sinta,, oohh, mau coba
rebut temen gue? Coba aja, gue cekek lo! Kata ku dalam hati, kusuruh lina untuk
mengatakan kalau aku gak suka liat ica kayak gitu,
Setelah lina
Tanya si ica jawabnya kayak giini
“ica tau dina suka sama andre, gak usahlah dia kayak gitu, udah
ica suruh andre menjauh tapi dia ga mau, apa itu masih salah ica?”
Kata lina
berarti andre yang salah bukan ica, aku jawab kayak gini: lo kok belain dia
sih? Dia nya aja tuh keganjenan, ngasih harapan ama si andre, kelinci mana yang
mau nolak wortel yang nyodorin diri…
Si ica udah
mulai ngasih tanda nyebelin dia yang kayak pengen aku tonjok, karna aku uda
banyak belajar dari kak aulia, ya udah aku ngalah, aku minta maaf ama dia,
padahal aku tau itu bukan salah aku, tapi dia masih ngasih tampang nyebelin,
untung waktu itu aku maag aku kambuh, kalo enggak udah aku tonjok bibir omasnya
itu, 5 hari abis itu dia baru ngasih tampang baiknya keaku..
Yah aku
seneng aja, dan mulai benci ama andre, dan kembali ke pelarianku, mencintai
tokoh kartun…