Kamis, 08 Mei 2014

CERITA KU

PELARIAN
          Cinta yang membuatku menderita memaksaku untuk membuat sebuah pelarian, meskipun ku tau pelarian itu hanya akan membuatku makin menderita.
          Semua berawal dari perasaan kagum yang terus berkembang menjadi suka, sayang, dan CINTA. Yah.. cinta yang membuat menderita, di awal masa SMA aku mengagumi seorang cowok yang menurutku cukup keren dan lucu. Waktu itu perasaan itu hanya sebatas kagum, hmm sebatas kagum.. kagum itu seolah kuhentikan saat aku tau bahwa sahabat baruku juga menyukai dia. Dia adalah ara , sahabat baruku yang selalu bersamaku saat ospek disekolah ini. Dia adalah gadis yang manis dan cantik, melihat fisiknya aku yakin andre akan menyukainya. Aku mundur satu langkah untuk sahabat ku ini.
          Aku, sinta, dan lina memberi semangat untuk ara agar semangat meski andre sering digosipkan pacaran dengan cewek lain di SMA ini. Aku merasa aneh, kenapa aku mesti memberi orang semangat padahal aku sendiri tidak semangat sama sekali?, tak apalah lagian ini semua demi sahabat. Perasaan ara masih ada sampai akhirnya kami pulang kampung, ara yang sebenarnya sudah punya pacar dikampung, sudah pasti akan bertemu dengan pacarnya yaitu rian. Mungkin karna perasaan cintanya yang kuat pada rian, dia mulai melupakan andre sebaliknya dia dari kampung.
          Kini, ara tidak menyukai andre lagi, perasaan kagum yang masih kusimpan mulai kukeluarkan kembali, tetapi lina yang juga sahabat dekatku juga mulai mendekati andre, kali ini aku mulai sebel karna lina yang memang tak jauh cantik dari ara ini sering menggoda cowok yang ada disekolah, disaat ngumpul-ngumpul atau makan bareng, aku sering menggoda lina dengan kata-kata
“lo suka ya sama andre”,
 tapi dia malah menyangkal dengan santai,
“buat apa gue suka sama dia, males banget deh, gue kan udah punya pacar”, meskipun dia bilang begitu aku tetap sebel karna dia tetep aja ganggu si andre, hingga ke’BT’anku ini dirasain sama ara dan sinta.
Dia pun bertanya
“Dina, lo kenapa sih akhir-akhir ini BT terus?”,
“gapapa kok”,
“udah deh kalo lo ada masalah ceritain aja lagi, apa gunanya temen kalo punya masalah juga disimpan sendiri”.
 “gini, gue suka sama andre, jauuuh sebelum ara suka sama dia, nah sekarang gue BT banget liat tingkah si lina yang godain andre terus…”.
”serius lo? Sejak kapan lo suka sama dia? Kok lo gak bilang-bilang sih? Wah kalo kayak gini gue suka lagi aja deh sama si andre hehehe” kata ara sambil meledek.
“iiih apaan sih lo, jangan gitu dong, hhmm.. tapi gue sadar dia ga bakal suka sama gue, lo pada cantik, lah gue, jelek, mana mau dia deke tama gue”.
“lo jangan ngomong kayak gitu dong, dia pasti mau ama lo kok, percaya deh ama gue,”
“oke deh”.
Lonceng pun berbunyi tanda jam pelajaran sudah habis, ini saatnya untuk kami pulang, kami berempat tinggal ditempat kost yang berdekatan, jadi biasanya kami selalu pulang berempat, tapi karna si lina yang keganjenan sok baik nolongin andre yaudah, kita tinggalin aja tuh si lina. Besoknya dia marah-marah karna ditinggalin,
“eh lo pada kok ninggalin gue sih kemaren, gue kan jadi pulang sendiri”
“habis elo sih keganjenan sok baik, pake acara nolongin dia lagi, yaudah kita tinggalin aja.”
Beberapa hari berlalu lina kini tak menggoda andre lagi, sepertinya dia curiga kalau aku menyukai andre, biarlah, bodo amat, yangpenting dia ga gangguin andre lagi. Tapi tak lama berselang berhembus gosip kalau andre menyukai anak lokal lain yang bernama keke, aku tetep positive thinking dan temen-temen ku pun tetap memberi semangat. Bahkan aku dan lina pun sempat bertanya pada andre, tapi dia tak mau mengakuinya, ya sudah kalau begitu berarti dia memang tak menyukai keke, tapi temen-temen andre masih saja menyebar gosip kalo andre suka sama keke, saat istirahat siang aku bertanya pada tika yang sudah tau aku suka pada andre sekaligus sekelas dengan keke, lalu dia menunjukkan cewek yang bernama keke, astaga! Orangnya biasaaaa bangeeet, aku bahkan ga percaya kalo itu keke, soalnya untuk andre cowok yang banyak banget ditaksir cewek cantik pacaran sama cewek yang biasa banget, itu aneh banget, kalo ceweknya cantik aku mungkin bakal terima, tapi kalo ceweknya biasa aja, aku ga bisa terima, dan sejak itu aku mulai menumbuhkan rasa benci pada keke.
Disaat kembali ke sekolah aku kembali berbincang dengan lina tentang keke, aku ga habis fikir aja, kok bisa andre suka sama keke. Lina yang penasaran memintaku untuk menunjukkan siapa itu keke, setelah kutunjukkan, linapun kaget..
“buset!!! Cewek kayak gitu ditaksirin?”
“huuss, lo gimana sih??? Ntar kedengeran bego!”
Disaat jam pelajaran kami ngobrol dengan andre kok bisa sih andre suka sama keke, sampai-sampai lina ngomong..
          “lo gimana sih, kok cewek yang biasa aja kayak gitu ditaksirin, padahal di local ini udah banyak kok yang suka sama lo, udah 3 orang malah,”
Lalu lina menyebutkan nama cewek tersebut satu persatu, gue pun menyambung
          “masih ada satu orang lagi kok”
          “siapa?”
          “gue ga bisa kasih tau”

Lina tampaknya penasaran, pas pulangpun dia bertanya..
          “siapa sih cewek yang lo bilang naksir sama andre”
          “gue ga bisa bilang”
          “itu elo kan?”
Aku terdiam, lalu lina berkata lagi
          “gue tau kok itu elo, dari ekspresi wajah lo tu keliatan banget, tadi lo seolah-olah ngomongin orang yang suka sama andre padahal cewek itu lo sendiri kan?”
          “ya gue ngaku, gue emang suka sama dia, sorry gue ga bilang-bilang sama lo..”
          “hhmm.. gapapa kok, sebenernya gue udah lama curiga kalo lo tu suka sama andre”
          “sekali lagi maaf ya, gue masuk dulu”
          “oke, sampe ketemu besok”
          Hari berjalan lancar sampe istirahat siang, disaat mau pulang kekost samalina, ara, dan sinta, aku melihat andre bersama temannya dan juga teman keke, aku mulai curiga kalau ada keke isitu dan ternyata benar lina memberitahuku kalau ada lina dibawah pohon aku berusaha melihat tapi tidak keliatan karna lina telah menarikku.
          Di kost aku galau setengah mati, aku tak tau harus bagaimana, ya allah aku tak henti-hentinya merengek waktu itu, aku khawatir kalau andre akan  menembak keke, dan mereka jadian, dan aku ga bakal bisa ngebayangin keadaanku kalau smpai itu terjadi. Karna aku tak henti-hentinya merengek kak aulia yang alim bener memberi saran
          “kakak bukannya setuju pacar-pacaran, tapi daripada kamu galau begini terus, lebih baik kamu ungkapin perasaan kamu ke dia”
          “aku gak bisa kak”
          “kalo kamu ga bisa  gini aja, kamu ceritain cerita kamu kedia seolah-olah itu cerita orang lain, ntar kalo dia nanya siapa dia, baru kamu bilang itu kamu”
Aku mengangguk pasti, dengan semangat 45 aku pergi sekolah, bertemu dengan teman-teman an juga lina, pas waktu itu ada ulangan agama, karna lokal alex teman andre jadi lina langsung mengajakku ketempat alex dan andre untuk menanyakan soal ulangan. Saat lina menanyakan soal, andre dengan bahagia bicara padaku..
“yes.. berhasil”
“berhasil apaan? Nembak keke?” kata ku bercanda, tapi kata-kata yang tak pernah ingin kudengar keluar dari mulutnya..
“ya, aku tadi diterima ama si keke”
Aku terdiam dadaku sesak, aku berusaha mengeluarkan suara untuk mengajak lina pergi sia-sia, suara ku seolah-olah lenyap karna kesedihan, dengan sekuat tenaga kutahan sakitnya agar andre dan alex tidak tau kalau aku sedih, tapi tanpa kusadari setetes air mata keluar dari mata kananku dan langsung kuhapus, andre yang dengan bangganya masih memamerkan proses jadiannya hanya kubalas dengan senyuman kecut, yang sangat terpaksa ku keluarkan. Selesai lina, tanpa pamit aku pergi meninggalkan andre dan alex, linapun mengikutiku dari belakang,

Air mataku tak terbendung, dipintu masuk mushola tempat kami belajar ku keluarkan rasa sedih dan sakit yang kurasa, ku menangis tanpa peduli berapa banyak orang didekatku, ara dan sinta memelukku dan bertanya apa yang terjadi, aku masih diam, mereka bertanya pada lina, tapi dia menjawab dia tidak tau, sekali lagi mereka berdua bertanya padaku dengan terisak kujawab kalu andre telah jadian dengan keke, tak jauh dari ku teman-teman yang tidak tau aku menangis mengolok-olok andre dengan meminta PJ (pajak jadian) mereka tidak tau betapa sakitnya aku mendengar kata-kata itu.

Disaat aku menangis dan disaat ara dan sinta menenangkan aku yang tak mau tenang, datang kak iin kakak sekost ku yang langsung panik melihatku menangis, langsung menghampiriku, dia bertanya-tanya ada apa? Kenapa kamu nangis? Dengan terisak kujawab kalau dia sudah jadian, kaki iin langsung mengerti dan memelukku, sabar jangan nangis lagi, dia selalu mengulang kata-kata itu dan pamit karna gurunya mungkin sudah datang.
Kesedihanku yang tak bisa kusembunyikan harus kuhentikan sampai disini dulu, karna guru yang mengajar kami sudah datang. Di saat jam pelajaran sinta dan ara tak hentinya untuk membuatku sabar, aku tak mengerti kenapa aku harus mengalami semua ini? Apa salahku sehingga aku tak bisa mendapatkan orang yang kusukai?. Pertanyaan itu terus berputar dalam benakku.
Jam pelajaran pun usai, kepalaku masih sakit karna menangis, aku mulai menyemangati diri kau harus kuat, aku harus kuat, aku pasti bisa dapetin andre, liat aja lo ke, gue bakal rebut andre dari lo… hal itu membuatku tambah semangat dan aku tak lagi menangis di kost. Tapi jam 6 disaat tika pulang dan masuk ke kamar ku, kaki iin, dan kak aulia, aku kembali teringat dengan keke, dan peristiwa sadis yang menimpaku tadi siang,, aku kembali menangis, tika pun berkata..
“menangislah sepuas-puasnya dina”
          Aku menangis sepuas-puasnya sampai-sampai kepalaku sakit lagi,aku mencoba memulai hari seperti biasa seperti tak ada yang terjadi. Meski rasanya sakit, tapi mau bagaimana lagi, itulah cinta, karna menurutku cinta adalah patah hati yang tertunda. Lina memberi semangat dengan  membangkitkan jiwa setanku untuk membalas dendam, yak, aku dan lina akan selalu membuat keke cemburu, kata lina sih berhasil tapi kok, aku liat malah sebaliknya.
          Mau gimana lagi, jalani aja dulu jangan pahami! Tapi setelah ku amat-amati kok gaya pacaran mereka aneh ya, ga pernah senyum, sapaan, apalagi barengan, dasar aneh! Kalo kayak gitu mending putus aja sekalian, kan aku punya kesempatan untuk dapetin andre, cieilah…! Gaya doang yang banyak, tapi mental tempe! Yah, aku makin lama makin benci aja liat keke, sok jual mahal banget,  udah untung ada orang yang mau ama elu.. eh ni orang malah sok jual mahal, dasar oncom!
          Tapi kayaknya penderitaan ku makin bertambah deh, soalnya gaya andre ke aku tug a ngenakkin banget, sok sok ilfeel dan ngejauh gitu dari aku, aku gak tau apa salah aku ama dia tapi perasaan aku baik-baik aja deh, tapi kok dia kayak gitu ya?. Aku coba untuk normal, tapi tetep aja kayak gitu, wong aku emang udah normal tapi dianya aja yang aneh, tapi jujur aku menderita dengan semua ini, aku gak mau suudzon tapi kayaknya dia sengaja kayak gitu, tapi aku gak tau apa sebabnya.
          Karna sikapnya yang kayak gitu dan selalu buat aku menderita, aku coba untuk benci ama dia, moga aja perasaan ini bakal hilang, tapi ternyata enggak, tetep aja ada [adahal udah 5 bulan loh, bikin BT aja nih perasaan. Sejak itu aku diam-diam aja, dan perasaanku makin pudar, tapi ternyata pas upacara bendera tika ngasih kabar kalo andre dam keke udah putus, wah aku bahagia bukan main, dan rasa cinta itu timbul lagi.
          Tapi bukannya bahagia, malahan malapetaka yang datang kepadaku,sepertinya dia putus bukan karna ingin focus ujian, tapi dia itu suka sama ica, temen yang juga tau kalo aku suka sama andre, aku heran sama ica dia itu orangnya polos, lugu, baik, tapi kok dia masih aja ladenin andre padahal dia sendiri tau kalo aku suka sama andre. Aku heran, bener bener heran, dan aku juga mulai benci sama ica, karna dia seolah-olah beri harapan sama andre untuk deketin dia. Dasar cewek gatel!
          Lina aja udah marah-marah karna liat tingkat andre dan uci, sok mesra-mesraan gitu, bikin aku ama lina ilfeel aja. Karna kebawa emosi aku jadi sering ngeledek dia ama ngasih tatapan sinis kedia, aku ledek temen meken temen lah, gatel lah, sok baik lah, dan kayaknya dia udah ngerasa deh, tapi akhir-akhir ini dia deketin lina karna selokal ujian, gak jarang dia ikutin ara ama sinta,, oohh, mau coba rebut temen gue? Coba aja, gue cekek lo! Kata ku dalam hati, kusuruh lina untuk mengatakan kalau aku gak suka liat ica kayak gitu,
          Setelah lina Tanya si ica jawabnya kayak giini
“ica tau dina suka sama andre, gak usahlah dia kayak gitu, udah ica suruh andre menjauh tapi dia ga mau, apa itu masih salah ica?”
          Kata lina berarti andre yang salah bukan ica, aku jawab kayak gini: lo kok belain dia sih? Dia nya aja tuh keganjenan, ngasih harapan ama si andre, kelinci mana yang mau nolak wortel yang nyodorin diri…
          Si ica udah mulai ngasih tanda nyebelin dia yang kayak pengen aku tonjok, karna aku uda banyak belajar dari kak aulia, ya udah aku ngalah, aku minta maaf ama dia, padahal aku tau itu bukan salah aku, tapi dia masih ngasih tampang nyebelin, untung waktu itu aku maag aku kambuh, kalo enggak udah aku tonjok bibir omasnya itu, 5 hari abis itu dia baru ngasih tampang baiknya keaku..

          Yah aku seneng aja, dan mulai benci ama andre, dan kembali ke pelarianku, mencintai tokoh kartun…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar